Recent Blog Post

Archive for Juni 2018


  • Jenis Batuan Tebing
    Jenis batuan tebing yang biasa digunakan untuk pemanjatan dalam olahraga panjat tebing adalah sebagai berikut;[3]

    • Batu Andesit

    • Batu Kapur (Limestone)

    • Batu Karang

    Peralatan Panjat Tebing
    Jumlah setiap peralatan yang digunakan akan dipengaruhi oleh jumlah pemanjat, tehnik pemanjatan maupun medan pemanjatan. Macam peralatan akan dipengaruhi oleh kesiapan pemanjat, baik kemampuan maupun antisipasinya.

    Berikut beberapa peralatan dasar yang digunakan untuk memanjat tebing:[4]

    • Helm, pada pemanjatan tebing berfungsi kurang lebih sama dengan helm pada umumnya yaitu untuk melindungi kepala dari benturan. Helm digunakan untuk pemanjatan pada tebing alam, selain untuk menhindari benturan kepada pada tebing juga untuk mengurangi risiko jika tertimpa banda jatuh. Untuk pemanjatan artifisial (terutama saat kompetisi) penggunaan helm tidak lazim.

    • Kernmantle rope/Tali kernmantle, merupakan peralatan pengaman utama bagi pemanjat dari kejatuhan dengan jarak ketinggian tertentu. Panjang Kernmantle rope rata-rata adalah 70 meter. Jenis kernmantle untuk pemanjatan terbagi menjadi dua: dinamik dan statik. Tali dinamis biasa digunakan untuk pemanjatan dengan teknik lead (rintisan) karena ketika pemanjat terjatuh akan mempunyai elastitas yang cukup baik sehingga menghindari terjadi cedera dalam (khususnya tulang belakang). Tali statik pun tidak sarankan untuk digunakan mengingat elastitasnya yang sangat rendah yang berbahaya pada energi yang terpaksa harus diterima oleh tubuh jika terbebani saat pemanjat terjadi.

    • Climbing Shoes/Sepatu Panjat untuk panjat tebing maupun panjat dinding memiliki kesamaan fungsi, yaitu untuk membantu pemanjat untuk berpijak pada permukaan vertikal, dan melindungi kaki dari tajamnya bebatuan maupun gesekan bebatuan yang kasar.

    • Chalk bag/Kantung kapur, merupakan sebuah tas kantung untuk menampung bubuk magnesium klorida, yang membantu pemanjat mengurangi kelembapan pada telapak tangan ketika melakukan pemanjatan, sehingga dapat membuat pegangan pemanjat tetap stabil.

    • Sling, sangat bermanfaat pada panjat tebing maupun panjat dinding, sling dapat digunakan sebagai runners, back up maupun menjadi bagian pengaman lainnya. Sling dibagi menjadi dua macam, sling prusik dan sling webbing, untuk panjang dan diameter sling memiliki banyak variasi.

    • Full Body harness, merupakan peralatan panjat yang dikenakan pada tubuh. Body harness biasa digunakan untuk dunia kerja, rescue dan flying fox. Body harness membantu penggunanya untuk tetap dalam posisi duduk.

    • Seat harnes, selain Full Body harness dikenal juga seat harness. Untuk pemanjatan sport dan petualangan (mounteineering) lazim digunakan seat harness, karena simple. Sedangkan full body harness digunakan di dunia industri. Perbedaan full-body dan seat-haness adalah saat pemanjat jatuh full body harness akan mempunyai kemungkinan yang sangat besar pemanjat akan jatuh dengan posisi kaki dibawah, sedangkan seat-harness mempunyai kemungkinan kepala berada dibawah ketika terjatuh. Sehingga untuk dunia kerja yang sangat menghindari risiko, seat harness tidak dibenarkan untuk digunakan.

    • Sarung tangan, akan melindungi tangan bagi belayer ketika mengamankan pemanjat maupun rapler dari bahaya gesekan telapak tangan dengan tali pengaman.

    • Hammer/palu, sangat dibutuhkan untuk pemasangan pengaman buatan berupa piton pada panjat tebing, cara membawa hammer akan lebih mudah bagi pemanjat jika tali pada hammer disilangkan pada bahu pemanjat.

    • Carabiners, diciptakan untuk menggabungkan berbagai jenis peralatan. Carabiners memiliki banyak bentuk dan variasi, umumnya carabiners dibagi menjadi dua jenis, yaitu carabiner non screw gate dan carabiner screw gate. Carabiners biasa dihubungkan pada tali maupun pengaman untuk pemanjatan, carabiner sangat kuat karena sebuah nyawa disandarkan pada carabiner ketika dilakukan suatu pemanjatan dari bahaya jatuhnya pemanjat dari ketinggian.

    • Quickdraw/runner, merupakan gabungan antara prusik dan dua buah carabiner. Biasanya digunakan untuk menjadi bagian penyambung antara chocks, friends, tricams, bolts ataupun pitons terhadap tali carnmantel.

    • Hand ascender, merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu pemanjat dalam menaiki tebing dan bertumpu pada bantuan tali, secara otomatis hand ascender maupun jenis ascender lainnya akan mencatut tali jika diberi beban dan akan mudah digeser jika tidak memiiki beban.

    • Ascender handle, juga merupakan jenis ascender. Ascender handle merupakan pengembangan dari hand ascender dengan fungsi yang dimiliki kurang lebih sama.

    • Rigger plate, berfungsi sebagai plat conector dari anchor point ke lintasan, karena dalam beberapa kasus dibutuhkan beberapa lintasan dalam satu anchor point fix. Rigger plate terdiri dari sebuah plat yang memiliki beberapa lubang, yang dapat di tempati oleh lebih dari 2 pengaman.

    • Edge Rollers, Merupakan pelindung tali yang didesign untuk mencegah terjadinya gesekan antara tali dengan sudut bidang, dinding batu, dan sebagainya.

    • Padding, berfungsi untuk memberi perlindungan pada tali dari gesekan benda tajam, seperti gesekan tali dengan sudut tebing, dinding,dll. Padding terbuat dari bahan terpal, canvas, matras, karet tebal yang tahan terhadap gesekan.

    • Cams/ friends/ spring loaded camming device (SLCD), Friends merupakan salah satu jenis pengaman sisip yang digunakan dalam panjat tebing, anda dapat menarik tuas baja yang membuat bagian ujung friends menyempit dan melepaskannya pada celah yang diinginkan. Friends sangat fleksible, karena dapat digunakan pada berbagai ukuran celah/rongga.

    • Pitons, merupakan pengaman yang ditancapkan pada rongga-rongga tebing, piton memiliki empat jenis yaitu Bongs, Bugaboons, Knife-blades dan Angle.

    • Nuts/Chock friends merupakan jenis pengaman sisip yang dimana cara penggunaannya dengan menyelipkan nuts pada sebuah rekahan yang sesuai. Nuts/Chock friends memiliki ukuran yang berbeda-beda untuk itu nuts biasanya tersedia dalam set.

    • Hexes/chock hexentris, memiliki fungsi yang sama dengan nuts tetapi hexes berbentuk tabung segi enam. Hexes tetap memiliki kekuatan yang baik walaupun agak sulit dalam penggunaannya. Hexes tersedia dalam beberapa ukuran.

    • Tricams, merupakan pengaman sisip selanjutnya. walaupun berbeda bentuk, tetapi fungsinya sama dengan nuts dan hexes. Pemakaiannya relatif sulit, tidak dianjurkan dipakai untuk pemula.

    • Figure eight/figur delapan, peralatan ini termasuk salah satu Descender adalah alat bantu yang digunakan untuk menuruni medan vertical dan tali sebagai jalur. Bentuknya menyerupai angka 8, ukuran dan bentuknya bermacam-macam, rate strange 3000 kg., menggunakan alat ini menyebabkan puntiran pada tali salah satu kelemahan alat ini ketika digunakan.

    • Autostop, berfungsi sebagai desender dan ini di-design untuk pengereman automatis, system kerja pengereman automatis akan bekerja ketika handle kita lepaskan. Selain itu alat ini dapat juga digunakan sebagai alat belay (belay device) untuk menurunkan korban dari ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending dengan tambahan kombinasi ascender.

    Teknik Panjat Tebing
    Tehnik-tehnik pemanjatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan seluruh medan tebing, antara lain:[5]

    • Face Climbing, Yaitu pemanjatan pada permukaan tebing yang memanfaatkan tonjolan batu(point) atau rongga yang memadai yang digunakan sebagai pijakan kaki, pegangan tangan maupun penjaga keseimbangan tubuh.

    • Friction / Slab Climbing, Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu. Ini dilakukan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertical, kekasaran permukaan cukup untuk menghasilkan gaya gesekan. Gaya gesekan terbesar diperoleh dengan membebani bidang gesek dengan bidang normal sebesar mungkin. Sol sepatu yang baik dan pembebanan maksimal di atas kaki akan memberikan gaya gesek yang baik, sehingga pemanjatan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

    • Fissure Climbing, Teknik pemanjatan dengan fissure climbing ini lebih memanfaatkan celah yang dipergunakan oleh anggota badan untuk melakukan panjatan.

    Dengan cara demikian, maka beberapa pengembangan dari fissure climbing, dikenal teknik-teknik dengan tehnik sebagai berikut ;

    a. Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat dimanfaatkan sebagai tehnik untuk memanjat dengan cara memanfaatkan crack/retakan pada tebing untuk melakukan pemanjatan. Peralatan yang digunakan secara mayoritas adalah pengaman sisip.

    b. Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong di salah satu sisi tebing. Sebelah kaki menempel pada sisi tebing depan, dan sebelah lagi menempel ke tebing yang berrada dibelakang pemanjat. Kedua tangan diletakkan menempel pada tebing. Kedua tangan membantu mendorong ke atas bersamaan dengan kedua kaki yang mendorong dan menahan berat badan.

    c. Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan tebing. Posisi badan mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu oleh tangan yang juga berfungsi sebagai penjaga keseimbangan.

    d. Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.

    e. Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki (ujung kaki) agar berat badan dapat terbagi lebih rata.

    f. Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya. Kedua tangan digunakan untuk menarik berat badan, dibantu dengan pergerakan kaki. Bila tonjolan-tonjolan tersebut setinggi paha atau dada maka posisi tangan berubah dari menarik menjadi menekan untuk mengangkat berat badan yang dibantu dengan dorongan kaki.

    strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan.

    Jenis Pemanjatan Berdasarkan Pemakaian Peralatan
    Berikut jenis-jenis pemanjatan berdasarkan peralatan yang digunakan dalam pemanjatan tebing:

    a. Free Climbing, Sesuai dengan namanya, pada free climbing alat pengaman yang paling baik adalah diri sendiri. Namun keselamatan diri dapat ditingkatkan dengan adanya keterampilan yang diperoleh dari latihan yang baik dan mengikuti prosedur yang tepat. Pada free climbing, peralatan berfungsi hanya sebagai pengaman bila jatuh. Dalam pelaksanaanya ia bergerak sambil memasang, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.

    b. Artificial (Aid) Climbing, Pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, seperti piton, bolt, dll. Peralatan tersebut harus digunakan karena dalam pendakian sering sekali dihadapi medan yang kurang atau tidak sama sekali memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai. Tujuan dari aid climbing adalah untuk menambah ketinggian.

    c. Free Solo Climbing, Merupakan bagian dari free climbing, tetapi si pendaki benar-benar melakukan dengan segala resiko yang siap dihadapinya sendiri. Dalam pergerakannya ia tidak memerlukan peralatan pengaman. Untuk melakukan free soloing climbing, seorang pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan dan keputusan untuk pergerakan pada rute yang dilalui. Bahkan kadang-kadang ia harus menghafalkan dahulu segala gerakan, baik itu tumpuan ataupun pegangan, sehingga biasanya orang akan melakukan free soloing climbing bila ia sudah pernah mendaki pada lintasan yang sama. Resiko yang dihadapi pendaki tipe ini sangat fatal sekali, sehingga hanya orang yang mampu dan benar-benar professional yang akan melakukannya. Teknik pemanjatan ini sangat tidak disarankan mengingat risikoa yang dihadapi adalah tertinggi dari teknik pemanjatan lain.

    Istilah
    Kawasan panjat tebing adalah wilayah pemanjatan yang terdiri minimal dari satu tebing alam pemanjatan.
    Tingkat Kesulitan Jalur Pemanjatan adalah skala subjektif untuk mengukur seberapa sulit sulit suatu jalur pemanjatan. Tingkat kesulitan diukur oleh para pemanjat yang mencoba suatu jalur, berdasarkan percobaan itu ditentukanlah tingkat kesulitan. Di dunia dikenal berbagai sistem pengukuran. Yang banyak digunakan di Indonesia adalah skala pengukuran US Yosemite System yaitu menggunakan notasi 5.xx (5.1 - 5.15). Jalur tersulit yang ada di Indonesia adalah di tingkat 5.13b yaitu jalur Si Berat di Tebing 125, Kawasan Pemanjatan Citatah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sedangkan kebanyakan tingkat kesulitan pemanjatan di Indonesia adalah berkisar di 5.9-5.10.
    Tebing artifisial adalah fasilitas dinding panjat yang dibuat manusia.
    Tebing alam (natural rock) adalah tebing batu yang dapat dilakukan sebagai tempat untuk melakukan pemanjatan tebing
    Bouldering (jalur-pendek) adalah cara memanjat suatu jalur yang berisi minimal satu titik-fokus kesulitan. Jenis jalur bouldering mempunyai ketinggian maksimum yang aman dilakukan pemanjatan tanpa menggunakan mengaman tali.
    Crux adalah titik tersulit pada jalur pemanjatan.
    Red-point adalah nilai yang diperoleh seorang pemanjat jika berhasil melakukan pemanjatan tanpa membebankan tali pengaman pada suatu jalur pemanjatan setelah melakukan percobaan pemanjatan lebih dari satu kali.
    On-sigth adalah nilai tertinggi yang diperoleh oleh seorang pemanjat jika berhasil melakukan pemanjatan tanpa membebankan tali pengaman dengan satu percobaan dan tanpa melihat pemanjat lain sebelumnya melakukan pemanjatan pada jalur tersebut.
    Lead climbing adalah teknik memanjat jalur pemanjatan dimana pemanjat pertama memasang peralatan pengaman dan diamankan oleh seorang pengaman (belayar) dari bawah. Teknik pemanjatan ini cocok untuk pemanjat yang telah mempunyai kemampuan memadai untuk melakukan pemanjatan.
    Top-rope climbing adalah teknik memanjat suatu pemanjatan dimana tali pengaman pemanjatan telah terpasang pada titik akhir pemanjatan dan pemanjat tidak perlu memasang sendiri pengamanan selama pemanjatan. Pada pemanjatan ini pemanjat nyaris tidak mungkin jatuh jika gagal melakukan pemanjatan. Teknik ini digunakan untuk pemanjat pemula yang akan melakukan pemanjatan suatu jalur.
    Jalur-tersedia adalah jalur pemanjatan telah dibuat oleh pemanjat sebelumnya yang telah diberi pengaman permanen (berupa hanger atau piton) sehingga pemanjat lain tinggal mengaitkan cincin kait untuk mengamankan pemanjatannya.

    Jenis dan Peralatan panjat Tebing


  • Fasilitas dan peralatan Kolam renang
    Artikel utama untuk bagian ini adalah: kolam renang ukuran Olimpiade
    Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah 25 m. Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade ditetapkan panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35 meter, dimulai dari 1,0 m pertama lintasan hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang dilengkapi balok start. Kedalaman minimum di bagian lainnya adalah 1,0 m.[2]

    Lintasan
    Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan lintasan terakhir.[2] Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.

    Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.

    Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan).[3] Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.

    Pengukur waktu
    Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm.[4]

    Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.[5]

    Balok start
    Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari balok start.

    Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10°.[2]

    Peraturan perlombaan dalam renang
    Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.

    Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam gaya ganti estafet.

    Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start.[6] Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba.[7] Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.

    Nomor perlombaan
    !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar rekor dunia renang
    Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang diperlombakan dalam Olimpiade:

    Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)
    Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
    Gaya punggung: 100 m, 200 m
    Gaya dada: 100 m, 200 m
    Gaya ganti perorangan: 200 m, 400 m
    Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
    Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
    Marathon 10 km.[8]
    Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor renang:

    Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
    Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
    Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
    Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
    Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
    Gaya ganti estafet: 4×100 m
    Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m.[9]
    Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m, perlombaan diadakan di kolam renang lintasan pendek 25 m.

    Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.

    Pakaian khusus
    Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian renang yang disetujui dalam perlombaan renang.[10] Perenang dibolehkan memakai topi renang dan kacamata renang. Perenang berkacamata dapat memilih untuk mengenakan kacamata renang minus, atau mengenakan lensa kontak bersama kacamata renang normal.

    Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba, misalnya sarung tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.[6]

    Fasilitas dan peralatan Kolam renang


  • Kolam Renang Kolam renang dapat diartikan sebagai tempat dimana orang bisa melakukan suatu kegiatan mandi atau membersihkan badan baik yang bertujuan untuk olah raga maupun hanya sekedar mencari kesenangan. Banyak definisi kolam renang yang dikemukakan antara lain menurut Menteri Kesehatan dalam Permenkes No. 061/Menkes/Per/I/1991 dalam Rozanto (2015), tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum menyatakan “kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolah raga serta juga pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah”. 2.1.1.2. Macam-macam dan Tipe Kolam Renang Berbagai macam kolam dibuat orang dan dilengkapi dengan fasilitas dan perlengkapan lainnya berdasarkan arsitekstur dan konstruksi yang memadai. Kolam renang ini biasanya disebut dengan kolam renang buatan atau “artificial bething places”. Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian, letak, dan cara pengisian airnya (Rozanto, 2015). Menurut Elpizunianti (2001), macam-macam kolam renang dipandang dari segi lokasinya, dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
    1. Indoor-pool, yaitu kolam renang yang berlokasi di halaman perumahan atau pemukiman penduduk. Kolam renang seperti ini biasanya dimiliki dan diperuntukkan bagi perorangan atau kelompok yang digunakan untuk keluarga atau tamu-tamunya.
    2. Outdoor-pool, yaitu kolam renang yang berlokasi di luar halaman pemukiman penduduk. Kolam renang semacam ini biasanya diperuntukkan bagi umum. Kolam renang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe menurut pemakaian, letak, dan cara pengisian airnya (Rozanto, 2015).

    Berdasarkan pemakaiannya, kolam renang dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
    1. Kolam renang perorangan (private swimming pool) adalah kolam renang milik pribadi yang terletak di rumah perseorangan.
    2. Kolam renang semi umum (semi public swimming pool) adalah kolam renang yang biasanya terdapat di hotel, sekolah, atau perumahan sehingga tidak semua orang dapat menggunakannya.
    3. Kolam renang umum (public swimming pool) adalah kolam renang yang diperuntukan untuk umum dan biasanya terdapat di perkotaan. Menurut Elpizunianti (2001) dalam Rozanto (2015), berdasarkan cara pengisian air pada pemandian buatan termasuk kolam renang, dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:
    1. Fill and draw pool, yaitu pengisian air pada kolam renang yang apabila kondisi airnya kotor akan diganti secara keseluruhan. Penentuan kondisi air tersebut ditetapkan dengan melihat kondisi fisik air atau dari jumlah perenang yang menggunakan
    2. Flow trough pool, yaitu sistem aliran dimana air didalam kolam akan terusmenerus bergantian dengan yang baru. Tipe ini dianggap yang terbaik namun membutuhkan banyak air yang berasal dari satu mata air di alam.
    3. Recirculation pool, merupakan tipe pengisian air kolam renang dimana airnya dialirkan secara sirkulasi dan menyaring air kotor dalam filter-filter.

    Defenisi dan Jenis Kolam Renang


  • Hallo sahabat sport, kali ini mari kita ulas sedikit mengenai perbedaan atau persamaan ukuran lapangan basket standar internasional dan nasional. Pemainan bola basket merupakan permainan yang melibatkan dua tim, dengan masing – masing tim dilengkapi oleh 5 orang anggota pemain utama dan lima lagi merupakan pemain cadangan. Dalam permainan bola basket setiap pemain wajib menggiring bola hingga masuk ring lawan untuk mencetak point atau score.

    Ukuran Lapangan Basket Standar Internasional dan Nasional Beserta Gambarnya :
    1. Ukuran lapangan basket internasional memiliki ukuran panjang kali lebar 28 m x 15 m
    2. Ukuran lapangan basket nasional panjang x lebarnya adalah 28 m x 15 m
    3. Terdapat 3 buah lingkaran dalam lapangan bola basket dengan panjang yang sama antara lapangan standar internasional maupun nasional yaitu 1,8 m
    4. Memiliki papan pantul dengan ukuran atau jarak yang sama antara standar nasional maupun internasional yaitu bagian luar 1,8m x 1,2 m dan bagian dalam 0,59m x 0,45m hal
    5. Jarak lantai sampai ke papan pantul bawah yaitu 2,9 m sementara jarak antara papan pantul bawah ke ring bola basket adalah 0,15 m hal ini sama saja baik standar internasional maupun nasional, selin itu ring basket memiliki ukuran 0,40 m dengan jarak tiang penyangga ring sampai garis akhir yaitu 1 m
    6. Lapangan basket standar nasional dan internasional memiliki garis tengah dengan ukuran panjang x lebar yaitu 1,8 m x 0,05 m, panjang garis akhir wilayah serang 6 m dan garis tembakan hukuman 3,60 m

    Ukuran Lapangan Bola Basket

  • Para pecinta olah raga pastinya anda sudah tidak asing dengan salah satu jenis olah raga yang satu ini. Ya bagaimana tidak, olahraga sepakbola merupakan olahraga yang kini menjadi hal yang sangat menarik untuk diperbincangkan entah itu sepakbola nasional atau internasional, namun apakah anda telah mengetahui ukuran lapangan sepakbola standar nasional FIFA internasional? Perbedaan atau persamaan dari keduanya?

    Ukuran Lapangan Sepakbola Standar Nasional Internasional FIFA Beserta Gambarnya:
    Panjang: 90 – 120 meter.
    Lebar: 45 – 90 meter.
    Lingkaran Tengah: radius 9,5 meter.
    Panjang Kotak Penalti: 40 meter.
    Lebar Kotak Penalti: 16,5 meter.
    Jarak tendangan penalti: 11 meter.
    Panjang Area Gawang: 18,32 meter.
    Lebar Area Gawang: 5,5 meter.
    Tinggi Gawang: 2,4 meter.
    Lebar Gawang: 7,3 meter.
    Ukuran Lapangan Sepakbola Standar Nasional
    Pertandingan yang diadakan dalam skala dalam negeri bisa disebut juga standar nasional, lapangan yang digunakan dalam pertandingan ini biasanya memiliki ukuran yang sedikit lebih sempit dibandingkan dengan lapangan skala internasional. Ukuran panjang lapangan standar nasional yang digunakan yaitu kisaran antara 90m sampai 120 m untuk panjang dan lebar yang harus memenuhi yaitu antara 45 m sampai 90 m,  ukuran tersebut merupakan ketentuan yang sudah berlaku sejak lama. Secara rinci lapangan nasional memiliki ukuran sebagai berikut:
    – Ukuran 9,15 m terletak digunakan untuk ukuran lingkaran tengah lapang
    – Ukuran kotak kiper yang digunakan yaitu 18. 30 m x 5,5 m
    – Kotak pinalti yang disediakan tepat didepan gawang memiliki ukuran 40,3 m x 16,5 m
    Lapangan Sepak Bola Standar Internasional
    Lapangan standar internasional pastinya memiliki ukuran yang sedikit lebih luas dibandingkan dengan lapangan skala nasional hal ini dikarenakan permainan skala ini jauh lebih dibuat menantang dnegan ukuran lapang yang luas. Kriteria ukuran lapangan sepakbola le adalah sebagai berikut:
    – Ukuran panjang lapang yang memenuhi kriteria yaitu 100 m hingga 110m dengan lebar antara 64m hingga 75 m
    – Ukuran gawang atau kotak kiper yaitu tinggi 2,44 m dan lebar 7,32m

    – Ukuran kotak pinalti sama dengan lapangan standar nasional


    Ukuran Lapangan Sepak Bola

  • - Copyright © BlogSPORT - Powered by Blogger - Designed by Akb -